SIDOARJO. KemiriNews. Com | Surabaya raya menjadi daerah dengan angka pengangguran terbuka yang cukup tinggi. Hal itu terjadi akibat pandemi Covid-19 kemarin. Salah satunya dialami Kabupaten Sidoarjo. Upaya Pemkab Sidoarjo untuk menekan angka pengangguran terus dilakukan. Salah satunya dengan menggandeng sekolah kejuruan atau SMK melaui program Job Matching Bursa Kerja Khusus (BKK) dan Penyuluhan Bimbingan Jabatan. Seperti yang kali ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 2 Taman yang dibuka langsung oleh Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor S.IP, Selasa pagi, (18/10).

Gus Muhdlor panggilan akrab bupati Sidoarjo berharap program tersebut akan efektif menekan angka pengangguran di wilayahnya. Melalui sekolah SMK yang ada diharapkan angka pengangguran di Sidoarjo tidak akan bertambah bahkan berkurang. Oleh karenanya ia berharap Organisasi Perangkat Daerah/OPD bersama-sama bergerak mewujudkannya. Bagaimana menciptakan 100 ribu lapangan kerja baru yang menjadi salah satu dari 17 program prioritasnya dapat diwujudkan.

“Program Job Matching BKK dan Penyuluhan Bimbingan Jabatan di sekolah kejuruan menjadi salah satu upaya menekan angka pengangguran,”ucapnya.

Gus Muhdlor mengapresiasi inovasi Disnaker Sidoarjo yang telah membuat program semacam ini. Apalagi ia melihat program tersebut juga menggandeng industri. Terdapat 16 industri yang digandeng dalam program tersebut. Hasilnya Job Matching menarik ribuan peserta dari lulusan SMK se Kabupaten Sidoarjo untuk ikut.

“Pendidikan SMK merupakan salah satu upaya pengentasan pengangguran yg cukup signifikan angkanya di Sidoarjo,”ucapnya.

Gus Muhdlor berharap keberadaan SMK saat ini relevan dengan zamannya. Sekolah SMK harus tahu apa yang dibutuhkan industri kerja saat ini. Oleh karenanya SMK jangan hanya terpaku pada kurikulum yang dibuat. Tetapi harus ada inovasi dan terobosan agar kurikulumnya didasarkan pada basis industri sekitarnya. Dengan kata lain SMK mempersiapkan keahlian yang sesuai dengan industri di daerah itu.

“Zaman sekarang bukan hanya bicara tentang kompetensi tapi juga bicara tentang networking Sidoarjo, SDM Sidoarjo sangat tinggi dengan bukti indek pembangunan kita sudah di angka kurang lebih 80%, angka itu termasuk sangat tinggi di Indonesia, tetapi klo networking tidak di tata akhirnya juga percuma,”ucapnya.

Untuk itu Gus Muhdlor meminta sekolah memiliki netwoking yang kuat. Itu yang harus dilakukan. Kepala sekolah atau guru harus juga mempersiapkan struggle (daya saing) bagi siswa-siswinya. Sikap pantang menyerah dalam memasuki dunia industri sangat dibutuhkan. Bukan hanya kompetensi maupun keahlian atupun skill yang harus dimiliki.

“Selain itu harus diperkuat daya berjuang yang tahan banting agar tenaga kerja dari Sidoarjo tidak tergeser dari daerah lain,”ucap Gus Muhdlor.

Gus Muhdlor menambahkan, kepala sekolah dan para dewan sekolah harus juga membuat escape road atau jalur peralihan. Contohnya dengan membekali anak didiknya dengan skill wirausaha. Langkah seperti ini akan akan merubah paradigma SMK bukan hanya mencetak pekerja tetapi juga mencetak enterpreneur yang akan memperkerjakan orang lain.

“Jadi SMK juga harus dirubah paradigmanya bukan hanya mencetak pekerja tetapi juga mencetak enterpreneur yang akan mempekerjakan orang lain,”ujarnya.

Gus Muhdlor juga meminta SMK juga harus punya data alumni yang sudah memperoleh pekerjaan ataupun belum. Ataupun data peserta didiknya yang berwirausaha. Data itu dibutuhkan sebagai tolak ukur keberhasilan program penurunan pengangguran.

“Pendataan ini sangat penting dan kami berharap para siswa SMK dan alumni SMK memanfaatkan program Job Matching ini. Karena program ini sebagai jembatan untuk mencari kerja, mengukur kemampuan masuk Dunia Industri dan Dunia kerja (Dudika) bagi siswa yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,” ujar Gus Muhdlor.

Gus Muhdlor juga mengungkapkan jumlah pelaksanaan BKK terus meningkat. Kalau ditahun tahun 2021 jumlahnya hanya sekitar 7-12 tempat, sekarang jadi 70 kali BKK yang dilakukan dihampir diseluruh SMK yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Tujuannya tidak lain untuk menekan angka pengangguran lulusan SMK dan SMA.

“Karena dalam program Job Matching tersebut merupakan gelar bursa kerja khsusus anak-anak SMK yang sudah kerjasama dengan industri,”ucapnya.

Sementara Kepala Disnaker Sidoarjo, Ainun Amalia mengatakan program Job Matching sesuai dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo. Yakni membuka 100 ribu lapangan kerja baru yang menjadi salah satu dari 17 program prioritas.

“Program ini menjadi salah satu wujud dari program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo membuka 100 ribu lapangan kerja baru,”ungkapnya. (Tim)

Tinggalkan Balasan