SIDOARJO. KemiriNews. Com | Ratusan penggemar burung atau yang biasa disebut para Kicau Mania mengikuti lomba burung berkicau memperebutkan Piala Bupati Sidoarjo tahun 2023 sekaligus dalam rangka menyambut dan memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo (Harjasda) ke 164. Minggu (8/1/2022
3) di parkir Timur GOR Sidoarjo. Lomba burung yang digelar Pelestari Burung Indonesia (PBI) Cabang Sidoarjo bersama Pemkab Sidoarjo tersebut dibuka langsung oleh Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor S.IP. Hadir dalam pembukaannya Ketua PBI Pusat Bagya Rahmadi, Ketua PBI Cabang Sidoarjo H. Nurchozin serta anggota DPRD Sidoarjo Bambang Pujianto dan Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo Eni Rustianingsih.
Bupati Ahmad Muhdlor mengapresiasi terlaksananya lomba burung berkicau seperti ini. Pemkab Sidoarjo akan selalu memberikan perhatian lebih terhadap pelaksanan kegiatan semacam ini. Pasalnya dapat menjadi ajang silatuhrahmi untuk menguatkan kerukunan dan keguyuban warga Sidoarjo. Kedepan ia berharap kegiatan semacam ini akan lebih baik lagi.
“Saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada PBI karena telah ikut memeriahkan hari jadi Kabupaten Sidoarjo yang ke 164, semoga ini menjadi awal PBI bisa berkembang pesat di Kabupaten Sidoarjo,”ucapnya.
Bupati Sidoarjo yang akrab dipanggil Gus Muhdlor itu sempat tercengang perputaran uang di bisnis hobi burung seperti ini. Dikatakannya ada kurang lebih 97 penangkar burung di Kabupaten Sidoarjo. Omset bisnis penjualannya mencapai Rp. 5 milyar perbulan untuk burung murai batu. Atau Rp. 60 milyar setahun. Hal ini menurutnya menjadi salah satu potensi menumbuhkan perekonomian masyarakat.
“Ada kurang lebih 97 penangkar burung di Kabupaten Sidoarjo dan omsetnya untuk burung murai batu saja Rp. 5 milyar perbulan, artinya ini perputaran uangnya sungguh besar,”sampainya.
Melihat potensi tersebut Pemkab Sidoarjo akan mendorong perkembangan hobi seperti ini. Salah satunya dengan pemenuhan pangan burung. Pasalnya pangan burung selama ini masih didatangkan dari luar daerah. Bahkan nilainya mencapai Rp. 1 milyar perbulan.
“Mungkin Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo harus menjaga ini, memberikan perhatian dan atensi lebih sehingga dari, oleh, untuk Indonesia bisa terjadi di Sidoarjo,”pintanya.
Dalam kesempatan itu bupati Gus Muhdlor juga mengatakan bahwa hobi burung menjadi salah satu falsafah Jawa yang menandakan hidup seseorang itu baik. Diuraikannya ada lima tanda falsafah Jawa yang harus dimiliki seseorang dalam hidupnya. Yang pertama Griyo yang berarti rumah. Seseorang bisa dikatakan hidupnya baik bila telah memiliki rumah yang bagus. Yang kedua Garwo atau istri.
“Istrinya juga harus cantik,”ucapnya.
Yang ketiga menurut Gus Muhdlor adalah Turonggo atau tunggangan. Tunggangan dalam hal ini kendaraan yang kalau jaman dahulu berupa kuda. Yang keempat berupa pusaka. Pusaka jaman sekarang bukan keris, melainkan kartu ATM.
“Yang terakhir harus punya Kukilo, Kukilo ini hobi, kalau itu tidak mengenal angka, tidak mengenal harga, walaupun burung itu ditulis satu milyar, kalau sudah senang ya dibeli,”ujarnya.
Gus Muhdlor percaya hobi yang positif membuat hidup seseorang terasa indah. Pasalnya hobi merupakan kenikmatan tersendiri. Dari kenikmatan tersebut akan menjauhkan seseorang untuk berfikiran buruk.
“Kalau orang hobinya positif, hidupnya jadi indah, radikal-radikal itu tidak ada karena dia bisa menikmati seni, bisa menikmati hidupnya dan bisa bersama-sama seperti ini,”sampainya.
Dalam lomba burung berkicau kali ini dilombakan berbagai burung berkicau. Diantaranya burung murai batu, cucak hijau, kacer, cendet, anis merah, anis kembang, tledekan, branjangan serta burung kenari. Terdapat lima kelas yang dilombakan. Kelas bupati melombakan burung murai batu ring dengan hadiah pertama sebesar Rp. 5 juta plus tropy. Sedangkan kelas wakil bupati melombakan burung murai batu ring dan cucak hijau. Pemenang pertamanya mendapatkan uang sebesar Rp. 3 juta plus tropy. Terdapat juga kelas PBI Sidoarjo dan kelas konservasi serta kelas salam lestari. (Tim)