SIDOARJO. KemiriNews. Com | Haul akbar ulama dan sesepuh digelar masyarakat Desa Siwalanpanji, Kecamatan Buduran. Salah satu ulama dan sesepuh itu yakni KH. Hamdani pendiri Pondok Pesantren Al Hamdaniyah Siwalanpanji. Salah satu pondok tertua di Sidoarjo yang tercatat berdiri tahun 1787 Masehi. Selain KH. Hamdani, di komplek makam tersebut terdapat makam KH. Yaqub, KH. Abdurrahim, KH. Muhammad Khozin Khoirudin pendiri Pondok Pesantren Al Khozini, KH. Hasyim Abdurrahim serta makam ulama lainnya yang masih dzurriyah KH. Hamdani. Kamis (9/3/2023).
Kegiatan yang rutin setiap tahun digelar Pemdes Siwalanpanji itu di isi dengan khataman Al-Qur’an dan tahlil akbar bersama. Selain diikuti masyarakat desa, doa bersama sore kemarin juga diikuti oleh pelajar SMA-SMK Antartika Buduran.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali dalam acara haul itu menyampaikan keinginannya yang berencana akan memugar komplek makam ulama dan sesepuh Desa Siwalanpanji. Putra KH. Agoes Ali Masyhuri itu meyakini keberkahan Sidoarjo tidak terlepas dari berdirinya dua pondok pesantren/ponpes tua yang terletak di Kecamatan Buduran. Dua ponpes itu yakni Ponpes Siwalanpanji dan Ponpes Sono. Meski Ponpes Sono saat ini sudah tidak lagi berdiri.
“Mohon ijin, Yai beserta semua dzurriyah pendiri pondok pesantren Siwalanpanji, kami ingin memugar komplek makam ulama Pondok Siwalanpanji ini sama baiknya dengan yang ada di makam ulama Sono,”ucap Gus Muhdlor yang disambut syukur tokoh masyarakat dan warga desa yang hadir di komplek makam itu.
Gus Muhdlor membeberkan, sekian tahun lalu daerah Sidoarjo ini mendapatkan berkah dengan berdirinya Pondok Pesantren Siwalanpanji dan Pondok Pesantren Sono Buduran. Keberkahan itu dapat dirasakan sampai sekarang. Bahkan berdirinya dua pondok tertua tersebut menasbihkan Kabupaten Sidoarjo menjadi pusat peradaban Islam di Indonesia. Menurutnya dari dua pondok pesantren tertua tersebut perkembangan syiar dakwah Islam salah satunya dimulai dari Kabupaten Sidoarjo. Oleh karenanya hal-hal seperti ini dimintanya tidak dilupakan.
Keberkahan itu, lanjut Gus Muhdlor, terlihat jelas sampai sekarang. Ia contohkan keberadaan belasan sekolah yang berada di Desa Siwalanpanji. Belasan sekolah tersebut tidak pernah sepi kekurangan murid. Bahkan sebelas sekolah negeri maupun swasta itu guyub untuk memajukan pendidikan di Kabupaten Sidoarjo. Sekali lagi hal itu menurutnya tidak terlepas dari keberkahan para kyai pendiri pondok pesantren Siwalanpanji.
“Berdirinya belasan sekolah di Siwalanpanji ini bukan semata-mata karena letak Desa Siwalanpanji, karena saya yakin kalau di tracing (telusuri) pasti ada unsur keberkahan, barokahnya kyai pendiri pondok Siwalanpanji ini,”sampainya.
Bupati alumni SMAN 4 Sidoarjo itu mengatakan, sangatlah penting mengingat perjuangan dakwah Islam yang dilakukan dua pesantren terdahulu. Hal itu akan menambah rasa syukur terhadap sang pencipta. Dikatakan Gus Muhdlor, meneruskan perjuangan dakwah para leluhur menjadi tanggung jawab yang harus dilakukan saat ini.
“Momentum kali ini menjadi pengingat kita, juga rasa syukur kita bahwa apa yang kita dapat hari ini, keberkahan di desa ini tidak ujug-ujug teko (tiba-tiba datang), tetapi karena perjuangan dan doa yang panjang dari para masyayikh-masyayikh kita,”pungkasnya. (Kus)